Suatu hari seorang raja
bersama seluruh keluarga dan beberapa rakyatnya melakukan perjalanan melalui
lautan. Setelah beberapa hari di lautan, pada suatu hari tiba-tiba datang badai
yang sangat dahsyat. Angin demikian kencangnya dan ombak seakan-akan ingin
menelan kapal raja itu. Melihat keadaan
yang sangat membahayakan tersebut sang raja kemudian dengan suara lantang
berteriak “oh Tuhan, selamatkanlah aku,
keluargaku dan rakyatku dari badai terkutuk ini.
Kalau Tuhan menyelamatkan kami , saya berjanji akan memotong seratus ekor
kerbau dan dagingnya akan saya bagikan kepada seluruh rakyatku yang miskin”. Setelah raja itu berdoa, tiba-tiba badai
menghilang. Laut kembali tenang, angin yang tadinya mengamuk kini dengan
lembutnya bertiup. Ketenangan laut itu
mengantarkan raja tersebut sampai di darat.
Setelah beberapa bulan
setelah pelayaran Raja tersebut, rupanya nazar yang pernah diucapkan dulu pada
saat badai dilautan sengaja ia lupakan. Ia bahkan selalu mengingatnya tapi
tidak mau melaksanakan nazarnya. Tuhan rupanya geram dengan sikap Raja itu yang
sengaja melupakan nazarnya, akhirnya Tuhan mengutuk raja tersebut dengan
membakar kerajaannya. Api dengan demikian besarnya melahap kerajaan yang sangat
besar itu. Sang raja panik melihat kerajaannya terbakar. Ia pun mengingat
nazarnya pada Tuhan. Ia kemudian berteriak seperti saat dulu waktu kapalnya
terkena badai, “oh Tuhan, persoalan di laut jangan dibawa-bawa di darat”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar